🐶 Jelaskan Parameter Kualitas Penduduk Dan Mobilitasnya

pendudukakan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang dapat terjadi pada semua golongan umur. Dalam konteks spasial moblitas penduduk juga berpengaruh terhadap perubahan dalam jumlah penduduk, dimana imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan emigrasi akan Setelahsukses mengendalikan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,49 persen pertahun pada 2003 lalu, dari 2,34 persen tahun 1970-1980 serta telah mampu menurunkan rata-rata angka kelahiran atau total fertility rate dari 5,6 anak per Wanita Usia Subur (WUS) pada tahun 70-an menjadi 2,6 anak per WUS tahun ,2002-2003, program KB memasuki tahapan Pengharkatandilakukan terhadap parameter–parameter kualitas lingkungan permukiman, yang meliputi kepadatan permukiman, pola bangunan, lebar masuk jalan, lokasi permukiman, kondisi masuk jalan, dan pohon pelindung. yang sangat pesat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk baik pertumbuhan penduduk alami maupun urbanisasi. Dalam melakukan A Kualitas Hidup (Qu ality of Life) 1. Defenisi Kualitas Hidup Kualitas hidup menurut World Health Organozation Quality of Life (W HOQOL) Group (da lam Rapley, 2003), didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan ParameterPencemar Udara : 1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida adalah jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau yang dihasilkan saat karbon dalam bahan bakar tidak terbakar secara sempurna. Tingginya tingkat CO umumnya terjadi di daerah dengan kemacetan lalu lintas yang padat. Hal ini sering ditemui di kota – kota besar dimana Jelaskanpengertian dari kualitas dan kuantitas penduduk. Question from @blacki - Sekolah Menengah Pertama - Geografi blacki @blacki. September 2018 2 5 Report. Jelaskan pengertian dari kualitas dan kuantitas penduduk . erikawandaa Kualitas penduduk adalah tingkat kemampuan penduduk dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kuantitas Kemudianmunculah dampak permasalahan dan piramida penduduk dalam negara tersebut. a. Dampak Permasalahan Kuantitas Penduduk. Ketersediaan bahan pangan terbatas. Sarana perumahan dan tempat tinggal kurang memadai. Fasilitas kesehatan, pendidikan, dan hiburan kurang. Angka pengangguran tinggi. Angka kriminalitas tinggi. Nilaitertinggi ISPU dengan kualitas udara tidak sehat ada di DKI5 yakni sebesar 168 dan terjadi pada tanggal 20 Oktober 2017. Sumber: Dinas lingkungan Hidup Sepanjang tahun 2018 (Januari-November), kualitas udara di wilayah DKI Jakarta cukup mengkhawatirkan karena jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat bertambah di beberapa wilayah bahkan ada hari Kesehatan kesehatan memiliki peran dan pengaruh yang sangat krusial terhadap kinerja dan aktivitas penduduknya kualitas kesehatan penduduk yang buruk akan mempengaruhi kualitas penduduk. Saya berharap semoga jawaban dari persoalan Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penduduk Adalah diatas dapat meringakan kamu mengerjakan tugas dengan benar. Parameterkualitas penduduk adalah indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur mutu hidup penduduk di suatu wilayah. Parameter kualitas penduduk yaitu: 1. Tingkat kesehatan 2. Tingkat pendidikan 3. Tingkat pendapatan Sedangkan mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Padatahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta jiwa. [3] Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia mengalami peningkatan dipengaruhi karena tiga faktor yaitu semakin meningkatnya kualitas kesehatan penduduk yang terlihat dengan ditandai berkurangnya angka kematian bayi, pertumbuhan parameterkualitas air minum, yang meliputi parameter fisika, kimia, dan bakteriologi berdasarkan Baku Mutu Air Minum Sesuai Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Syarat kimia dalam hal ini yaitu tidak adanya kandungan unsur atau zat kimia yang berbahaya bagi manusia. Keberadaan zat kimia berbahaya harus ditekan seminimal mungkin. 5TfNIb. Pertumbuhan penduduk di suatu negara dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu mobilitas, mortalitas dan fertilitas penduduk. Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan penduduk antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya berbeda-beda. Istilah mobiltas penduduk diartikan menjadi gerak penduduk seperti yang dinyatakan oleh Mantra 198515 "Mobilitas penduduk yaitu semua gerak penduduk dalam waktu tertentu dan batas wilayah administrasi tertentu seperti batas propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya". Sedangkan menurut Sumaatmadja 1981147, bahwa Pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lainnya, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya. Tingkah laku manusia dalam bentuk perpindahan tadi, erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi pada ruang yang bersangkutan. Faktor-faktor terseut meliputi faktor fisis dan non fisis. Bentuk permukaan bumi, keadaan cuaca disuatu wilayah merupakan faktor fisis yang dapat mempengaruhi gerak berpindah yang dilakukan manusia. Alat transportasi, kegiatan ekonomi, biaya trasportasi, kondisi jalan, dan kondisi sosial budaya setempat merupakan faktor non fisis yang mendorong manusia untuk pindah dari tempat asalnya Perbedaan keadaan yang ada ditiap wilayah yang ada di bumi ini mengakibatkan adanya perbedaan lingkungan yang di butuhkan terhadap kebutuhan makhluk hidup didalamnya. Perbedaan lingkungan yang dibutuhkan tersebut berdampak pada perbedaan kemampuan suatu daerah dengan daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, contohnya kebutuhan ekonomi manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada pada wilayah tersebut. Penduduk yang tinggal pada suatu daerah yang lingkungannya rendah akan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DAMPAK MOBILITAS PENDUDUK DARI PEDESAAN KE PERKOTAANYuzrizal WirmansyahYuzrizal18001 belakangPertumbuhan penduduk di suatu negara dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitumobilitas, mortalitas dan fertilitas penduduk. Peranan mobilitas penduduk terhadap lajupertumbuhan penduduk antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya mobiltas penduduk diartikan menjadi gerak penduduk seperti yang dinyatakan olehMantra 198515 “Mobilitas penduduk yaitu semua gerak penduduk dalam waktu tertentu danbatas wilayah administrasi tertentu seperti batas propinsi, kabupaten, kecamatan dansebagainya”. Sedangkan menurut Sumaatmadja 1981147, bahwaPergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lainnya, baik untuk memenuhi kebutuhanekonomi maupun untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya. Tingkah laku manusia dalam bentukperpindahan tadi, erat hubungannya dengan faktor-faktor geografi pada ruang yangbersangkutan. Faktor-faktor terseut meliputi faktor fisis dan non fisis. Bentuk permukaan bumi,keadaan cuaca disuatu wilayah merupakan faktor fisis yang dapat mempengaruhi gerakberpindah yang dilakukan manusia. Alat transportasi, kegiatan ekonomi, biaya trasportasi,kondisi jalan, dan kondisi sosial budaya setempat merupakan faktor non fisis yang mendorongmanusia untuk pindah dari tempat asalnya Perbedaan keadaan yang ada ditiap wilayah yang ada di bumi ini mengakibatkan adanyaperbedaan lingkungan yang di butuhkan terhadap kebutuhan makhluk hidup lingkungan yang dibutuhkan tersebut berdampak pada perbedaan kemampuan suatudaerah dengan daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, contohnya kebutuhan ekonomimanusia dan makhluk hidup lainnya yang ada pada wilayah tersebut. Penduduk yang tinggalpada suatu daerah yang lingkungannya rendah akan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di daerah lain yang lebih memiliki lingkungan yang mendukung ataupun bisapindah secara permanen. Dapat di katakan karena keadaan suatu daerah dapat menyebabkan adanya mobilitaspenduduk atau perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk terjadi karena adanya berbagai faktorpendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong menyebabkan seseorang dapat memiliki niatuntuk pergi dari daerah asalnya, sedangkan faktor penarik menyebabkan seseorang memilikikeinginan pergi atau pindah ke daerah tujuan dan meninggalkan daerah asalnya. Mobilitas penduduk digolongkan menjadi dua, yaitu mobilitas non permanen danpermanen. Mobilitas non permanen merupakan pergerakan penduduk yang menetap di suatudaerah beberapa kurun waktu tanpa adanya niat untuk bertempat tinggal atau menetap di daerahtersebut. Mobilitas ini hanya sementara dan banyak dilakukan oleh mahasiswa atau pekerjalainnya. Mobilitas permanen terjadi karena adanya keinginan pelaku mobilitas untukmeninggalkan asal daerahnya dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di daerah permanen biasanya disebabkan karena mempunyai keinginan untuk mencari daerahyang baru dan adanya bencana alam yang melanda. Bila karena dilandanya suatu bencana alammereka mau tidak mau harus melakukan mobilitas penduduk kedaerah yang lebih baik dan para korban terdampak bencana alam gunung meletus, mereka harus melakukanmobilitas ketempat yang lebih aman hingga tidak tahu kapannya. Setelah bencana alam gunungmeletus sudah mereda mereka harus menentukan akan menetap di daerah barunya atau kembalike daerah asalnya dan membangun kembali daerah tersebut karena dampak dari bencana alamgunung meletus tersebut. Alasan sesorang melakukan mobilitas pada jaman sekarang ini salah satunya adalahkarena untuk melakukan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Pembangunan daerah yang tidakmerata disuatu daerah dan daerah lainnya menyebabkan adanya ketimpangan antar ini terjadi antara wilayah pedesaan dan perkotaan yang dimana di wilayahperkotaan perekonomian lebih berkembang dibandingkan di pedesaan. Pada umumnya pendudukpedesaan merasa pendapatan yang ada di desa rendah terutama dari sektor pertanian, sehinggamereka pergi ke perkotaan untuk bekerja dengan harapan memperoleh pendapatan yang lebihtinggi. Seseorang melakukan mobilitas penduduk juga bisa didasarkan oleh faktor pendidikankarena tidak meratanya sektor pendidikan yang di Indonesia terutama pada perkuliahan mereka harus melakukan mobilitas penduduk secara permanen atau non permanen. Akan tetapi lebihbanyak mahasiswa yang melakukan merantau untuk mencari pendidikan yang lebih baik, banyakyang merasa nyaman dengan daerah perkuliahan tersebut dibandingkan daerah asalnya, danberpikir lebih banyak sumber daya yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengansetelahnya lulus dari jenjang perkuliahan mereka akan memilih untuk menetap permanen didaerah perkuliahan tersebut atau kembali kedaerah asalnya untuk bekerja didaerah asalnya. Tidaksedikit yang lebih memilih menetap di daerah perantauannya tersebut karena adanya faktordorongan dan sudah terbiasanya dengan sosial/budaya yang ada di daerah perantauannyatersebut. Ada juga yang berpikir lebih dihargainya hasil pendidikan tersebut di daeeahperantauannya daripada di daerah asalnya. Mantra 2012179 menerangkan, mobilitas penduduk secara umum terjadi karenaterdapat perbedaan nilai faedah antar daerah. Keputusan untuk melakukan mobilitas secara teoridipengruhi oleh teori kebutuhan dan stres need and stres. Ketika kebutuhan hidup penduduksemakin meningkat dan tidak dapat terpenuhi, hal ini mengakibatkan penduduk mengalami tingkat stres tersebut dapat teratasi maka tidak ada dorongan untuk melakukan tingkat stres tidak dapat teratasi oleh seorang penduduk, maka penduduk tersebut akanmulai berpikir untuk pindah ke daerah lain dimana kebutuhannya dapat terpenuhi. Dengan kata lain, seseorang akan melakukan perpindahan dari daerah yang memiliki nilaikebutuhannya lebih rendah kedaerah yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut . Mobilitaspenduduk secara permanen yang mengarah ke daerah perkotaan dalam skala yang besar dapatmengakibatkan pertumbuhan penduduk di kota meningkat secara drastis sehingga menyebabkankawasan perkotaan tersebut menjadi padat dan rawan konflik. Penduduk yang tidak memilikikompetensi yang lebih untuk bersaing akan menyebabkan banyak pengangguran di kota karenakalah bersaing. Masalah lain yang ada di desa adalah sedikitnya masyarakat yang berupayamembangun desanya dan lebih memilih merantau ke kota, sehingga desa menjadi penghambatuntuk desanya berkembang. KAJIAN PUSTAKAPengertian Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di wilayah tersebut sangat beraneka ragam akan tetapi umumnya karena alasan ekonomi. Perbedaankarakteristik sumber daya yang dimiliki oleh berbagai wilayah di Indonesia mendorongpenduduk untuk melakukan mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakansumber daya yang tersedia. Mobilitas penduduk merupakan suatu pergerakan atau perpindahan secara horizontal darisatu wilayah ke wilayah lainnya dengan faktor pendorong, faktor penarik dan dalam bentuk yangberbeda-beda. Ada yang didorong oleh faktor fisis misalnya karena adanya bencana alam, adafaktor non fisis misalnya ekonomi dan pendidikan. Bentuknya ada yang bersifat sementara adajuga yang bersifat permanen atau selamanya. Sedangkan mobilitas vertikal mengandungpengertian perubahan status atau kedudukan sesorang dalam antara mobilitas penduduk yang bersifat permanen dengan mobilitas pendudukyang bersifat sementara terletak pada ada atau tidaknya niatan untuk menetap di suatu wilayahyang dituju. Apabila sesorang yang pergi ke daerah lain tetapi sejak semula sudah bermaksudkembali ke daerah asal, maka perpindahan tersebut hanya bersifat sementara. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh Pardoko 198610 bahwaMigrasi adalah perpindahan tempat tinggal seseorang dari satu tempat ke tempat lain danbiasanya ada di luar batas administrasi, karena itu biasanya tinggal di tempat yang baru,maka migrasi itu disebut migrasi permanen. Istilah ini dipakai untuk membedakanperpindahan seseorang ke suatu tempat yang sifatnya sementara, dan pada suatu saattertentu pulang untuk beberapa waktu ke tempat tinggal yang tetap. Migrasi ini disebutmigrasi sirkuler dan bersifat Daldjoeni 1981121 mengemukakan ada tiga bentuk mobilitas penduduk,yaitu sebagai berikut- Mobilitas fisik moilitas geografis, yaitu berpindahnya penduduk dari suatu tempat ke Mobilitas sosial, dimana mereka yang bersangkutan berganti statusatau Mobilitas psikis, mereka yangbersangkutan mengalami perubahan sikap yang disertai tentunyadengan goncangan jiwa. Bentuk Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk memiliki dua sifat yaitu, ada yang bersifat sementara dan ada pulayang bersifat permanen. Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara disebut mobilitaspenduduk non permanen. Pada dasarnya penduduk yang melakukan mobilitas dari wailayah satuke wilayah lainnya memiliki tujuan untuk menetap di wilayah yang akan di datanginya. Adasaatnya mereka untuk berpindah sementara waktu baik dalam waktu harian, mingguan, bulanan,atau mungkin lebih lama lagi. Mobilitas penduduk semacam ini disebut mobilitas penduduk nonpermanen. Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan mobilitas penduduk non permanendibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi. 1. Komutasi Komutasi adalah perpindahan penduduk yang sifatnya sementara dan pada hari yang mobilitas penduduk ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau biasa dikenal pergi-pulang. Orang yang melakukan komutasi disebut komuter atau penglaju. Biasanya pada pagi haribanyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran kota melakukan mobilitas ke pusat kota untukbekerja. Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut akan pulang kedaerah asalnya. Padamobilitas komutasi tanpa menginap di daerah yang dituju atau dengan kata lain waktu yangdigunakan kurang dari 24 jam. Pagi hari mereka berangkat ke daerah yang dituju dan pada soreatau malam hari, mereka pulang kembali ke rumah atau daerah masing-masing. Contohnya parapenduduk daerah Bogor yang memiliki pekerjaan di daerah Jakarta, mereka akan melakukankepergian pada pagi hari untuk melakukan pekerjaan dan akan kembali lagi ke daerah Bogorpada malam hari untuk kembali kerumahnya. Dengan adanya sektor ekonomi untuk memenuhikebutuhannya mereka melakukan hal tersebut. 2. Sirkulasi Sirkulasi adalah mobilitas penduduk sementara ada juga yang melakukannya dengan cara menginap di tempattujuan atau sering disebut mobilitas non permanen musiman. Orang yang melakukan sirkulasi disebut sirkuler. Waktu yang dibutuhkan untuk sirkulasi berbeda-beda seusai individu tersebut akan menghabiskan berapa lama,ada yang hanya beberapa hari, dan ada yang memakan waktu lama. Mereka tidak pulang pada hari yang samatetapi harus menginap di suatu tempat . Hal ini dilakukan umumnya karena jarak untuk pulang ke daerah asalnyaterhitung jauh dan bisa juga untuk menghemat biaya perjalanan dan sejumlah alasan lainnya. Banyak pendudukdesa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudianakan kembali ke desanya tersebut. Salah satu contohnya seorang mahasiswa Universitas Padjajaran yangmemiliki daerah asal di Kota Bandung, mereka memiliki rumah di Daerah Bandung dan memiliki Kostan juga didaerah Jatinangor. Mahasiswa tersebut akan sesekali pulang ke rumahnya yang berada di daerah Bandungtersebut. Mereka melakukan Mobilitasi Sirkulasi tersebut dengan maksud untuk mengurangi biaya yangdikeluarkan apalagi melakukan pulang - pergi. Mereka juga melakukan hal tersebut untuk memenuhi pada faktorPendidikan yaitu menjadi seorang mahasiswa. 3. Migrasi Penduduk Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi internal dan internasional. Migrasi internal adalah sebuahperpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam cangkup satu negara. Migrasi internasionaladalah perpindahan penduduk antar negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia dapat dibedakan menjadiurbanisasi dan transmigrasia. Urbanisasi atau Migrasi Penduduk pedesaan menujur perkotaanUrbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan. Urbanisasi terjadi ketika adanya ketimpanganpembangunan antara desa dengan kota. Akibatnya penduduk desa banyak yang tertarik untuk pindah ke kotadengan sejumlah fasilitas yang ditawarkannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai bentukinteraksi kota dan desa urbanisasi dipengaruhi oleh dua faktor utama. Urbanisasi dapat terjadi karena adanya duafaktor utama yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. b. Transmigrasi Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurangpadat. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi adalah sebuah bentuk migrasikhas yang ada di IndonesiaDi Indonesia saat ini dikenal dalam lima jenis transmigrasi yaitu 1. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang seluruh bianyanya ditanggung oleh pemerintahpusat2. Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang biayanya ditanggung sendiri oleh pelaku3. Transmigrasi sektoral adalah transmigrasi yang biayanya ditanggung oleh pemerintah daerahasalnya dan pemerintah daerah tujuan 4. Transmigrasi lokal adalah transmigrasi yang dilakukan dalam provinsi yang sama5. Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh masyarakat yangberada dalam satu desa tersebut. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas PendudukPada dasarnya ada dua pengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorangmelakukan mobilitas, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Hal ini sebagaimanadikemukakan oleh Munir 1981119-120 sebagai berikutFaktor-faktor pendorong yaitu1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-barangtertentu yang ahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan Menyempitnya lapangan kerja di tempat asal akibat masuknya teknologi yang Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah Adanya ketidak cocokan lagi dengan adat dan budaya di tempat Alasan pekerjaan dan perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanyawabah penarik yaitu1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapanganpekerjaan yang Kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang membuat menjadi menyenangkan misalnyaiklim, sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan Tarikan dari orang yang diharapkan jadi tempat Adanya kegiatan-kegiatan di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagaidaya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil. Dari pendapat di atas faktor pendorong cenderung berasal dari daerah asal, sedangkanfaktor penarik cenderung berasal dari daerah yang akan dituju. Faktor-faktor yang berhubungandengan daerah asal yang secara langsung maupun tidak langsung turut menyebabkan gerakpenduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya, di antaranya sebagaimana akan dijelaskan dibawah ekonomi, mobilitas penduduk di antaranya terjadi karena ketimpanganpembangunan dan ketidakmerataan barbagai fasilitas sosial ekonomi antara satu wilayah denganwilayah lainnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Todaro yang dikutip oleh Mantra198518 bahwa “motif utama seseorang melakukan migrasi adalah ekonomi”. Dalam faktorekonomi ini penduduk melakukan mobilitas penduduk karena merasa tidak puasnya sumber dayayang ada dan mencari daerah yang baru agar dapat memenuhi sumber daya tersebut. Padadasarnya manusia di dunia ini membutuhkan kehidupan yang layak yang berasal dari ekonomiuntuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Para tulang keluarga rela untuk pergi ke daerah yangjauh karena berfikir dapat memenuhi kebutuhannya dengan banyaknya lapangan kerja yangtersedia di daerah tertentu, tanpa memikirkan hal negatif yang ada di daerah yang akan pendidikan, keterkaitan antara faktor pendidikan dengan migrasi secara umumdikemukakan oleh Lee 19849 bahwa Volume migrasi di dalam suatu wilayah tertentu berkembang sesuai dengan tingkatperkembangan dari keanekaragam dalam suatu wilayah itu. Keanekaragam dalam suatuwilayah merupakan daya tarik bagi penduduk dari berbagai jenis pendidikan dan tingkatpendidikan. Semakin maju tingkat pendidikan, semakin maju motivasi penduduk untukpergi ke daerah sesuai pendapat di atas seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggiakan mempunyai dorongan yang tinggi pula untuk melakukan pergerakan dari daerah asal kedaerah tujuan, karena dengan bekal pendidikan yang tinggi seorang individu mempunyaianggapan bahwa mereka akan mampu bersaing di tempat yang baru. Contohnya seorang lulusanFakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran yang berasal dari sebuah desa terpencilmencoba mencari pekerjaan di perkotaan besar karena sudah adanya gelar sarjana dan percayabahwa dia akan mendapatkan pekerjaan disana dan mampu bersaing dengan penduduk yang adadisana. Faktor fasilitas transportasi, dorongan melakukan gerak penduduk bagi para migrandistimulir juga oleh adanya perbaikan sarana/prasarana transportasi yang mengubungkan satuwilayah dengan wilayah lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Abustam 198927 bahwaPeningkatan jalan desa dapat meningkatkan pendapatan desa, mendorong danmemperluas komersialisasi pertanian serta peningkatan produksi pertanian. Dengandemikian orang-orang desa akan semakin sering melakukan perjalanan ke kota denganongkos murah. Migrasi desa-kota menjadi meningkat, karena integrasi desa-kota pendapat tersebut bahwa, semakin majunya hubungan transportasi antaradaerah pedesaan dengan berbagai daerah tujuan, maka arus migrasi akan semakin besar. Dansemakin buruknya transportasi antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan akanmemperkecil untuk adanya mobilitasi penduduk. Contohnya di bagian indonesia timur, merekaharus pergi menggunakan helikopter untuk bisa keluar dari sana dan hal tersebut membutuhkanbiaya yang terhitung besar. Akhirnya mereka tidak melakukan mobilitas dan tetap bertahan didaerahnya sendiri. Adapun daya tarik dari daerah tujuan yang menyebabkan terjadinya migrasi di antaranyadaya tarik yang bersifat ekonomi merupakan daya tarik utama bagi para migran untuk datang kekota. Hal ini sebagaimana dikemukakan Todaro seperti dikutip oleh Sunarto 198543 bahwaMotif utama migrasi adalah motif ekonomi dua harapan bagi migran pergi ke kota adalah1 ingin mendapatkan pekerjaan di kota, karena di kota menurutnya banyak jenispekerjaan; 2 ingin mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi daripada pendapatan yangditerima di pendapat di atas motif ekonomi merupakan motif utama para migran melakukanmigrasi. Mereka beranggapan bahwa daerah tujuan atau kota banyak memiliki kelebihandibandingkan dengan daerah asal. Kelebihan tersebut tercermin dari mudahnya mendapatpekerjaan dari berbagai jenis, tingkat upah yang lebih tinggi serta lengkapnya fasilitas sosial-ekonomi di daerah Wilayah Mempengaruhi Mobilitas Penduduk Negara Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki karakteristik khusus pada tiap beribu-ribu pulau yang memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda menyebabkanberbagai bentuk dan pola kehidupan yang berakena ragam dari satu tempat dengan tempatlainnya. Karakteristik tiap wilayah yang berbeda inilah yang menyebabkan berbagai perbedaanbaik dalam aspek sosial, budaya, cara hidup, dan aktivitas kehidupannya. Daerah yang memiliki topografi berbentuk berbukit-bukit mempengaruhi tingkat isolasi suatuwilayah. Kawasan yang terisolasi menyebabkan sulitnya kawasan tersebut untuk dijangkau danberakibat pada lambatnya pembangunan daerah. Ketertinggalan pembangunan ini berdampakbesar pada perekonomian masyarakat, yakni sulitnya akses untuk menyalurkan hasil bumiataupun distribusi bahan pangan ataupun papan. Hal ini mengakibatkan berbagai ketimpanganantar daerah dan mendorong masyarakat pada daerah tersebut melakukan mobilitas ketempatyang lebih nyaman. Dengan berbedanya keadaan disetipa wilayah itu sangat mempengaruhi penduduk setempat akanmelakukan mobilitasi atau tidaknya karena kebutuhan sumber daya yang sangat mendesaktersebut. Menurut Mantra 2012172, mobilitas penduduk sendiri diantaranya dipengaruhi oleh beberapafaktor, yakni faktor ekonomi, bencana alam, dan keinginan seorang individu untuk mengetahuiidaerah lain. Faktor perekonomian adalah faktor yang sangat kuat selain bencana alam yangmenentukan keinginan sesorang untuk melakukan mobilitas. Masyarakat pada umumnyamemilih untuk mencari tempat dimana tempat tersebut mampu memenuhi segala kebutuhanhidupnya. Pada umumnya mobilitas dilakukan penduduk desa yang bergerak ke kota. Lee 1966, Todaro 1979, dan Titus 1982 berpendapat bahwa motivasi seseorang untukpindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomiantar menyebutkan motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yangrasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan danharapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di pedesaan. Dengandemikian, mobilitas penduduk mencerminkan adanya ketidak seimbangan antara kedua daerahtersebut. Oleh karena itu, arah pergerakan penduduk juga cenderung ke wilayah kota yangmemiliki kekuatan-kekuatan yang besar sehingga diharapkan dapat memenuhi pamrih-pamrihekonomi mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa mobilitas penduduk itu terjadi apabilatedapat perbedaan nilai kefaedahan antara dua wilayah Mantra, 2012. Berdasarkan keterangan di atas keadaan wilayah yang kurang mendukung masyarakat untukmemenuhi kebutuhan ekonomi mereka akan mendorong mereka untuk melakukan mobilitas kewilayah kota terdekat yang memiliki faktor positif, diantaranya seperti faktor yang memberikannilai menguntungkan jika tinggal di daerah itu, misalnya di daerah itu terdapat sekolah favorit,kesempatan kerja yang baik, atau iklim yang baik. Besar kecilnya arus migrasi perpindahanpenduduk dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya biaya pindah yang tinggi, topografiantara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit dan terbatasnya sarana pwndidikan dan ekonomi sangat memengaruhi perpindahan penduduk. Contohnyamahasiswa Universitas Padjajaran yang berasal dari daerah Medan pergi ke Daerah Jatinangoruntuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. Dan seorang tulang keluarga yang rela pergi kedaerah perkotaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang berada di desa. Sifat dan Perilaku Mobilitas PendudukSteele dalam Mantra, 2012 mengatakan bahwa mobilitas penduduk antar daerah di Indonesiaterdiri dari dua macam, yaitu permanen dan non permanen sirkuler. Mobilitas permanendidefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintas batas daerah asal menuju daerah tujuandengan ada niatan untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan mobilitas non permanendidefinisikan sebagai gerakan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan tidak adaniatan untuk menetap di daerah tujuan. Apabila seseorang menuju kedaerah lain dan sejaksemula sudah bermaksud untuk tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkansebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan dalamjangka waktu lama. Gerak penduduk yang non permanen sirkulasi, circulation ini dapat pula dibagi menjadi dua,yaitu ulang alik dan dapat menginap atau mondok di daerah tujuan. Ulang alik adalah gerakpenduduk dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan kembali kedaerah asal pada hari itu juga. Pada umumnya penduduk yang melakukan mobilitas inginkembali ke daerah asal secepatnya sehingga kalau dibandingkan frekuensi penduduk yangmelakukan mobilitas ulang alik, menginap/mondok, dan migrasi, frekuensi mobilitas pendudukulang alik terbesar disusul oleh menginap/mondok dan migrasi. Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas penduduk tersebut diukur berdasakan konsep ruang dan waktu. Mantra 2012174 mengatakan bahwa mobilitas pulang - pergi konsep waktunya diukur denganenam jam atau lebih meninggalkan daerah asal dan kembali pada hari yang sama;menginap/mondok diukur dari lamanya meninggalkan daerah asal lebih dari satu hari, tapikurang dari enam bulan; sedangkan mobilitas permanen diukur dari lamanya meninggalkandaerah asal lebih enam bulan atau lebih kecuali orang yang sudah sejak semula berniat menetapdi daerah tujuan seperti seorang istri yang berpindah ke tempat tinggal suaminya. Mobilitas yangbersifat sementara non permanen merupakan mobilitas yang paling banyak terjadi dalamkehidupan sehari-hari. Seiring dengan kemudahan layanan transportasi penduduk mendapatkemudahan dalam melakukan mobilitas. Dengan kemudahan layanan transportasi tersebutpenduduk lebih memilih tetap menetap didaerah asal dan melakukan gerak perpindahan dengankendaraan pribadi ataupun transportasi masal. Mobilitas non permanen banyak dilakukan oleh para pekerja dari pedesaan yang menuju ke kotatujuan. Menurut Hugo 1978 dampak gerak penduduk tergantung pada sifat atau bentuknyapermanen atau sementara dan situasi sosial, ekonomi, serta politik di mana gejala itu terjadi. Disamping itu, tergantung pula pada jumlah yang terlibat, lamanya tidak ada, pengaruhketidakadaan dan kemungkinan kembali, baik bagi movers maupun daerah asalnya. Berbedadengan penduduk yang melakukan mobilitas permanen, mobilitas non permanen dalammelakukan mobilitas tidak serta membawa keluarganya ke daerah tujuan. Sifat dan perilakumereka di kota tujuan adalah berusaha menggunakan waktu bekerja sebanyak mungkin agarmendapatkan upah yang sebanyak mungkin untuk dikirim ke daerah asal. Mereka juga berusahauntuk mempergunakan pendapatannya seminimal mungkin di daerah tujuan, sehingga merekamemiliki peluang mengumpulkan upah sebanyak-banyaknya untuk dikirim kedaerah ini banyak dimanfaatkan oleh kontraktor proyek yang memperkerjakan para migran nonpermanen dibandingkan para pekerja lokal yang biasanya sering meminta libur untuk aktivitasdesa atau keluarganya sendiri. Perilaku mobilitas penduduk menurut Ravenstein dalam Mantra,2012187 atau disebut dengan hukum-hukum migrasi penduduk adalah sebagai berikut 1. Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan. 2. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnyamemperoleh pekerjaan dan pendapatan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperolehpekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus memilikikefaedahan wilayah place utiliy lebih tinggi dibandingkan dari daerah asal. 3. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke daerah lain merupakaninformasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin bermigrasi. 4. Informasi negatif dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk migrasi potensial untukbermigrasi. 5. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besar mobilitasnya. tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi mobilitanya. 7. Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara bertempat tinggal didaerah tujuan. Jadi, arah dan arus mobilitas penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi. 8. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit diperkirakan. Hal ini karenabanyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam, peperangan, Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan mobilitas dari padamereka yang sudah menikah. Dari hukum-hukum migrasi Revanstein diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakanpenduduk yang melakukan mobilitas pada awalnya akan memilih lokasi yang terdekat dengandaerah asalnya. Hal ini disebabkan oleh di daerah asalnya mereka sulit mendapatkan pekerjaandan jenis pekerjaan yang tersedia di daerah asal tidak memberikan pendapatan yang lebih sertamemilih lokasi yang dekat untuk efisiensi biaya. Dorongan untuk melakukan mobilitas jugadidapatkan dari informasi yang diperoleh dari saudara atau teman sehingga ada keinginan lebihuntuk pergi ke tempat tujuan. Revanstein juga mengungkapkan bahwa informasi negatif tentangdaerah tujuan akan mengurangi minat untuk bermigrasi ke tempat tersebut. Sesorang yangberpendapatan tinggi memiliki frekuensi migrasi yang lebih tinggi, sama halnya dengan pemudayang belum berstatus kawin. Pola migrasi penduduk atau kelompok sulit diprediksi karenaberkaitan dengan peristiwa-peristiwa kejadian yang mendadak seperti bencana alam, peperangan,atau epidemi. Setelah para pelaku mobilitas sampai di daerah tujuan terutama kota beberapa perilaku merekaterutama sikap mereka terhadap masyarakat kota yaitu memilih daerah tujuan dimana di sanaada teman atau saudara yang tingal didaerah tujuan. Pada masa penyesuaian diri di kota, paramigran lain yang telah lama bekerja di kota tersebut membantu migran baru dalam menyediakantempat untuk menginap, membantu mencarikan pekerjaan, membantu jika kekurangan uang, dan lain sebagainya. Hal tersebut akan terus berlanjut karena memiliki ikatan yang sama sebagaiseorang imigran. Para migran baru ini harus bisa pandai-pandai menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakatyang baru. Hubungan sosial yang baik dengan sesama migran ataupun dengan masyrakat sekitartempat tinggalnya akan memudahkan kehidupan mereka. Pada awalnya para migran akanmenghadapi berbagai kehidupan kota yang sedemikian rupa, hal ini menyebabkan para migrancepat belajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Para migran tidak engganbertempat tinggal pada tempat dengan kondisi yang serba kurang asal dapat memperolehkesempatan ekonomi yang tinggi. Beberapa poin hukum-hukum migrasi yang disampaikan oleh Ravenstein sudah tidak sesuaidengan keadaan saat ini. Pada poin pertama Ravenstein mengemukakan bahwa seseorangmelakukan mobilitas cenderung memilih lokasi terdekat dengan daerah asalnya. Faktanya yangterjadi saat ini adalah sebagian besar penduduk melakukan mobilitas di kota-kota yangdipandang memiliki potensi ekonomi tinggi. Sebagai contoh di Kota Jakarta dan Surabayabanyak dijumpai para migran pekerja yang berasal dari daerah yang jauh dari kota tersebut. Trenurbanisasi yang muncul saat ini justru menunjukkan bahwa pelaku miigran berasal dari daerahyang jauh, melampaui batas kota dan sudah umum pendatang berasal dari provinsi dan pulauyang berbeda. Bahkan kedatangan para kaum urban meningkat dari tahun ke tahun. Poin lain yang tidak sesuai pada saat ini adalah informasi negatif dari daerah tujuan menguranginiat penduduk migrasi potensial untuk bermigrasi. Jika diamati, kota-kota besar yang menjaditujuan para pelaku migrasi cenderung memiliki banyak hal negatif. Sebagai contoh dalam beritasehari-hari diperoleh banyak informasi negatif mengenai Kota Jakarta, seperti banjir, tindakankriminal, pembunuhan, pencurian, hingga kemacetan yang melanda setiap hari. Namun, haltersebut tidak dapat mempengaruhi jumlah pendatang yang menuju ke Jakarta setiap Ramadhan merupakan masa dimana banyak pelaku imigran berdatangan untuk mengadunasib dan mencari pekerjaan disana. Mereka tidak lagi memikirkan maupun mempertimbangkanberbagai informasi negatif tentang Kota Jakarta karena mereka sudah mempunyai anggapan jikaJakarta merupakan kota dengan potensi ekonomi yang tinggi. Mereka memikirkan hanya untukmemenuhi kebutuhan hidupnya tersebut tanpa harus memperdulikan hal negatif yang berada didaerah perkotaan tersebut. C. Dampak Mobilitas Penduduk Perbedaan kondisi wilayah yang memicu perpindahan penduduk pada akhirnya akanmenimbulkan berbagai dampak pada kedua tempat tersebut. Peluang kerja yang bervariatifbanyak didapatkan di kawasan perkotaan membuat penduduk di desa melakukan perpindahan kekota untuk mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Mobilitas penduduk pada dasarnya menyangkut daerah asal dan daerah tujuan. Karena itudampaknyapun akan terjadi pada kedua daerah yang bersangkutan. Dampak tersebut bisa bersifatpositif atau malah sebaliknya bisa juga bersifat negatif. Dampak Mobilitas Penduduk bagi Daerah AsalGambaran dampak mobilitas penduduk bagi daerah asal dapat dilihat dari pendapat Abustam19895 bahwaDampak penduduk ke luar desa mengakibatkan pergeseran pola peranan anggota-anggotakeluarga rumah tangga do desa asal, tercermin dari meningkatnya peranan ganda wanita dalamrumah tangga maupun di luar rumah tangga. Di dalam rumah tangga, peranan wanita bertujuanpada status posisinya sebagai ibu rumah tangga. Di luar rumah tangga peranan wanita bertujuanpada status posisi lain, mencari nafkah, melakukan pekerjaan produktif di bidang pertanian danlangsung menghasilkan adanya perubahan pola perilaku pada masyarakat pedesaan, mobilitas pendudukini juga dapat meningkatkan pendapatan di daerah asal, seperti yang dikemukakan oleh Abustam1989326 menjelaskan bahwaPendatang sementara, terutama yang melakukan gerak sirkuler memberi sumbangan yang besarbagi peningkatan pendapatan rumah tangga di desa melalui kiriman dan bawaan uangnya darikota karena tanggung jawab terhadap desanya khususnya tanggung jawab terhadap keluarga danrumah tangganya. Selanjutnya adanya mobilitas penduduk dari desa ke kota, sedikitnya dapat meningkatkanpengetahuan mereka dibandingkan dengan penduduk yang tidak melakukan mobilitas. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh Linner seperti dikutip oleh Abustam 1989345 bahwaGerak penduduk ke luar desa, khususnya yang menuju daerah perkotaan atau urbanisasi dapatmengakibatkan berkurangnya buta huruf atau meningkatnya pendidikan baik agi migran itusendiri maupun bagi komunitas atau masyarakat yang berada di daerah asal seagai akibatkomunikasi dengan daerah luar. Jadi berdasarkan pendapat di atas dengan adanya mobilitas penduduk dapatmeningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah asal melalui proses komunikasi secaralangsung maupun tidak langsung dengan daerah luar. Dampak terhadap pendidikan ini tercermindari menurunnya angka buta huruf dan kesadaran menyekolahkan anak-anaknya pengaruh lain dari mobilitas penduduk antara lain terhadap sosial budaya yaitugaya hidup life style, status dan peranan wanita, kehidupan sosial, partisipasi politik danseagainya merupakan dampak dari adanya mobilitas penduduk. Hal ini sebagaimanadikemukakan oleh Abustam 198970 sebagai berikutDampak gerak penduduk bagi rumah tangga dan komunitasnya di daerah asal antara lainmenambah pendapatan rumah tangga, meningkatkan status sosial dan mutu hidup rumah tangga,mempercepat penerimaan ide-ide baru, berkurangnya tenaga kerja dan meningkatnyakemampuan membaca dan menulis, partisipasi ekonomi yang luas; pola perilaku dengan empatiyang tinggi dan pada akhirnya mengakibatkan perubahan sosial dan ekonomi pada dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya mobilitas penduduk ini salahsatunya berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian, mengingat komoditas yang dihasilkankurang berarti agi mereka dan resiko investasi di sektor pertanian kemungkinan gagal leih besardibandingkan sektor non-pertanian, akibatnya ada pergeseran orientasi kegiatan masyarakat desa,yang semula bersifat sosial dan kekeluargaan bergeser menjadi lebih bersifat komersial, dimanasegala sesuatu harus diimbangi dengan materi. Dampak Mobilitas Penduduk bagi Daerah TujuanGejala mobilitas penduduk sering dipandang sebagai masalah terutama mobilitaspenduduk dari desa ke kota. Adanya kebijakan yang berusaha menahan arus mobilitas pendudukterutama dari desa ke kota adalah wujud dari adanya kekhawatiran terhadap dampak negatif darimobilitas penduduk negatif terhadap mobilitas penduduk, merujuk pada suatu masalah yangditimbulkan sebagai akibat mobilitas penduduk terutama dari desa ke kota itu meliputi timbulnyaunsur-unsur marginal pedagang kaki lima, gubuk-gubuk liar, gelandangan, dan lain-lain,pelanggaran hukum dan hak asasi manusia, kemacetan lalu lintas, pengangguran, dan sebagainya. Namun kenyataannya urbanisasi juga banyak membawa manfaat bagi kota ataudaerah tujuan, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Suharso 197227-28 bahwaKalau kita renungkan sejenak dan meneliti siapa-siapa yang turut ambil bagian dalamproses uranisasi tersebut, dimana komponen terdiri berbagai ragam orang, dengan berbagairagam pula keterampilan yang dimilikinya, maka kita akan cepat pula menarik kesimpulanbahwa urbanisasi dapat dipakai sebagai pertanda adanya angin pemangunan. Sebagai contohorang-orang yang bedagang di pinggir jalan, sampai toko-toko, orang-orang seagai pemegangjabatan pimpinan baik sipil maupun militer, bukankah mereka juga sama merupakan dari sudut lain, pembangunan umpamanya, pembuatan jalan, saluran irigasi, pendiriangedung dan lain-lain, berapa banyakkah penduduk yang tidak termasuk golongan pendatangyang turut dalam proses pembangunan pendapat di atas, ternyata urbanisasi tidak selamanya menimbulkan dampaknegatif. Banyak pendatang akan menjadi pelaku pembangunan di kota yang pembangunan fisik yang dilaksanakan di kota kebutuhan tenaga kerjanya hampirsebagian besar berasal dari daerah positif mobilitas penduduk bagi daerah tujuan atau kota juga dikemukakan olehAbustam 1989374 bahwa Pengaruh migrasi terhadap kota yang bersifat positif tercermin antara lain dalamkeberhasilan migran melakukan penyesuaian dengan kehidupan yang ada pada migrasi terhadap berbagai pengelompokan pekerjaan di kota pada sektor informal dansektor formal serta adanya pengelompokan pekerjaan Ocupational Clustering merupakansumbangan yang nyata terhadap pasokan tenaga kerja di kota. Jadi, sudah jelas dampak mobilitas penduduk abgi daerah tujuan tidak selamanyamenimbulkan dampak negatif tetapi ada juga sisi positifnya bagi kemajuan dan perkembanganwilayah yang di datanginya. Peran mereka yang tidak terserap di dunia kerja yang formal,mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri lewat sektor informal, dan terbukti sektor inidiakui mampu menggerakan roda Mobilitas penduduk adalah pergerakan atau perpindahan penduduk dari daerah yang satuke daerah yang lain atau dari daerah asal ke daerah tujuan. Mobilitas penduduk ini mencakup semua gerak teritorial baik yang bersifat sementara baikyang bersifat menetap permanendengan bermacam-macam mobilitas penduduk ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong dari daerahasal dan faktor-faktor penarik di daerah tujuan. Faktor pendorong dari daerah asal di antaranyafaktor ekonomi, sistem kekerabatan, faktor pendidikan, dan fasilitas transportasi. Sedangkanfaktor penarik di daerah tujuan umumnya terfokus pada faktor ekonomi, para migranberanggapan bahwa di daerah tujuan terutama di perkotaan lebih menjanjikan dibandingkandengan daerah asal. Hal ini tercermin dari mudahnya mendapat pekerjaan dari berbagai jenis,tingkat upah yang lebih tinggi, dan fasilitas sosial-ekonomi lebih penduduk juga berdampak baik bagi daerah asal maupun bagi daerah tersebut bisa bersifat positif atau malah sebaliknya bisa juga bersifat negatif. Dampakpositif mobilitas penduduk bagi daerah asal di antaranya dapat meningkatkan pendapatan,meningkatkan pengetahuan, dan gaya hidup; sedangkan dampak negatif di antaranyaberkurangnya tenaga kerja yang mengolah lahan pertanian, dan membawa perilaku negatif darikota, misalnya membawa, memakai, dan mengedarkan Narkoba dan membawa hal - hal negatiflainnya yang berada pada perkotaan. Adapun dampak positif mobilitas penduduk bagi daerah tujuan di antaranya banyak parapendatang yang menjadi pelaku pembangunan dan menjadi tenaga kerja sektor informal yangdiakui dan terbukti mampu menggerakan roda perekonomian; sedangkan dampak negatifnya, diantaranya meningkatnya angka kriminalitas, pengangguran, gelandangan, pengangguran, dangubuk-gubuk liar yang menambah hal negatif pada daerah perkotaan. Dampak adanya mobilitassosial ada yang positif maupun negatif sesuai dengan perspektif orang yang menilai hal PUSTAKAAbustam, 1989. Gerak Penduduk dan Perubahan Sosial. Jakarta UI Press. Daldjoeni, N. 1981. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Bandung 1984. Suatu Teori Migrasi. Yogyakarta Pusat Penelitian dan Studi 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta Nur R. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta Fakultas Ekonomi UI. Pardoko. 1987. Mobilitas, Migrasi, dan Urbanisasi. Bandung S. 1982. Suatu Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta LP3ES. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Contents1 Pengertian dan Faktor yang Memengaruhi Kualitas Pengertian Kualitas Faktor yang Memengaruhi Kualitas Tingkat pendidikan Tingkat kesehatan Tingkat kesejahteraan Share thisDalam pembangunan diperlukan kemampuan tenaga kerja yang handal, bukan kemampuan secara fisik saja, melainkan juga kemampuan menuarigkan ide, pemikiran, dan teknik pengelolaan agar pembangunan dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai tujuan yang Kualitas PendudukKualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan,seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, penduduk yang tinggi, apabila taraf hidupnya tinggi dengan ciri mudah atau dapat terpenuhi segala kebutuhan hidupnya kebutuhan jasmani dan rohani.Kualitas penduduk rendah, apabila taraf hidupnya rendah sulit memenuhi kebutuhan yang Memengaruhi Kualitas PendudukKualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi olehTingkat pendidikan pendudukPendidikan merupakan modal dasar dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengembangkan kesehatan pendudukKesehatan merupakan harta tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat pepatah mengatakan “men sana in corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kesejahteraan pendudukPencapaian kesejahteraan merupakan arah cita-cita setiap manusia yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Masyarakat yang sejahtera merupakan cita-cita pembangunan manusia Indonesia Juga 3 Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu Budha di IndonesiaSejarah, Latar Belakang Peristiwa dan Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI Lengkap

jelaskan parameter kualitas penduduk dan mobilitasnya